KINI wanita bisa sukses berkarier sekaligus mengurus rumah tangga. Alasan wanita ingin berkarier karena mereka ingin lebih mandiri secara finansial.
Psikolog keluarga dari Fakultas Psikologi Universitas Atma Jaya Jakarta, Fabiola P Setiawan MPsi, mengatakan, wanita perlu merasa yakin bahwa ia mampu melakukan berbagai profesinya yaitu menjadi ibu rumah tangga sekaligus wanita karier dengan sebaik-baiknya.
”Wanita perlu mempersiapkan diri bagaimana ia akan menggunakan waktu, tenaga, pikiran, dan emosi secara optimal sehingga keluarga dan pekerjaan dapat berjalan seimbang,” pesan Febi, sapaan akrab Fabiola.
Wanita juga perlu merasa nyaman dengan keputusannya untuk bekerja. Banyak kaum ibu yang merasa bersalah karena bekerja kemudian menebus rasa bersalahnya dengan membelikan berbagai mainan dan memanjakan anak-anak mereka. Hal ini tentu dapat menimbulkan dampak yang tidak baik bagi perkembangan emosi anak-anak mereka di kemudian hari.
”Agar terhindar dari perasaan bersalah atau menyesal, wanita perlu mempertimbangkan dengan matang keputusannya untuk bekerja,” kata Febi yang juga disibukkan menjadi narasumber di berbagai media ini.
Tantangan terbesar bagi wanita di zaman sekarang adalah dalam menyikapi kebebasan, kesempatan, dan pengaruh negatif dari lingkungan.
Dengan kebebasan dan kesempatan yang diberikan kepada kaum wanita, dapat memudahkan wanita untuk mengambil keputusan-keputusan yang kurang bijak dalam menyikapi permasalahan maupun situasi yang ada.
”Kunci suksesnya adalah kemampuan untuk menjalankan setiap peran secara seimbang,” sebut ibu satu anak ini. Febi menjelaskan, sebagai ibu, wanita perlu jeli dan sigap merawat dan mengasuh anak. Ibu yang sukses adalah Ibu yang ada di hati anak ketika mereka mengalami kesulitan maupun kebahagiaan. ”Agar hubungan anak dan ibu dekat, maka sebaiknya ciptakan waktu berkualitas dengan menjalani kegiatan bersama,” paparnya.
”Dengan demikian, pengelolaan waktu menjadi hal yang sangat penting yang perlu dilakukan ibu yang juga bekerja,” tuturnya.
Hal itu bisa dilakukan semisal mengurus berbagai kepentingan keluarga sebelum berangkat bekerja, meluangkan waktu untuk membacakan cerita sebelum anakanak tidur, senantiasa mengamati perkembangan anak, dan aktif mencurahkan perhatian melalui berbagai cara (menulis surat, memasak untuk bekal sekolah, dan sebagainya).
Selain itu, seorang ibu harus menjadi istri yang baik. Artinya, istri juga harus mampu membuat suami merasa dihargai dan dibutuhkan. ”Istri juga mampu membuat suami bangga karena istri memperhatikan dirinya, keluarganya, dan juga menjaga kehormatan keluarga melalui tutur kata dan perbuatannya ketika berinteraksi dengan lingkungannya,” paparnya.
Sementara, wanita pekerja dapat dikatakan sukses, apabila ia dapat menuangkan bakat, minat, dan kemampuannya secara utuh dan optimal, dan dapat bermanfaat bagi lingkungannya. Artinya, dalam bekerja, wanita sebaiknya mencintai pekerjaannya sehingga mampu mendedikasikan diri dengan penuh tanggung jawab dan tetap dapat menikmati pekerjaannya.
”Jadi, menjadi wanita sukses adalah wanita yang dapat menjalankan berbagai aspek kehidupannya secara seimbang dengan perasaan nyaman, penuh syukur, dan bahagia,” tutur Fabiola.
Psikolog keluarga dari Fakultas Psikologi Universitas Atma Jaya Jakarta, Fabiola P Setiawan MPsi, mengatakan, wanita perlu merasa yakin bahwa ia mampu melakukan berbagai profesinya yaitu menjadi ibu rumah tangga sekaligus wanita karier dengan sebaik-baiknya.
”Wanita perlu mempersiapkan diri bagaimana ia akan menggunakan waktu, tenaga, pikiran, dan emosi secara optimal sehingga keluarga dan pekerjaan dapat berjalan seimbang,” pesan Febi, sapaan akrab Fabiola.
Wanita juga perlu merasa nyaman dengan keputusannya untuk bekerja. Banyak kaum ibu yang merasa bersalah karena bekerja kemudian menebus rasa bersalahnya dengan membelikan berbagai mainan dan memanjakan anak-anak mereka. Hal ini tentu dapat menimbulkan dampak yang tidak baik bagi perkembangan emosi anak-anak mereka di kemudian hari.
”Agar terhindar dari perasaan bersalah atau menyesal, wanita perlu mempertimbangkan dengan matang keputusannya untuk bekerja,” kata Febi yang juga disibukkan menjadi narasumber di berbagai media ini.
Tantangan terbesar bagi wanita di zaman sekarang adalah dalam menyikapi kebebasan, kesempatan, dan pengaruh negatif dari lingkungan.
Dengan kebebasan dan kesempatan yang diberikan kepada kaum wanita, dapat memudahkan wanita untuk mengambil keputusan-keputusan yang kurang bijak dalam menyikapi permasalahan maupun situasi yang ada.
”Kunci suksesnya adalah kemampuan untuk menjalankan setiap peran secara seimbang,” sebut ibu satu anak ini. Febi menjelaskan, sebagai ibu, wanita perlu jeli dan sigap merawat dan mengasuh anak. Ibu yang sukses adalah Ibu yang ada di hati anak ketika mereka mengalami kesulitan maupun kebahagiaan. ”Agar hubungan anak dan ibu dekat, maka sebaiknya ciptakan waktu berkualitas dengan menjalani kegiatan bersama,” paparnya.
”Dengan demikian, pengelolaan waktu menjadi hal yang sangat penting yang perlu dilakukan ibu yang juga bekerja,” tuturnya.
Hal itu bisa dilakukan semisal mengurus berbagai kepentingan keluarga sebelum berangkat bekerja, meluangkan waktu untuk membacakan cerita sebelum anakanak tidur, senantiasa mengamati perkembangan anak, dan aktif mencurahkan perhatian melalui berbagai cara (menulis surat, memasak untuk bekal sekolah, dan sebagainya).
Selain itu, seorang ibu harus menjadi istri yang baik. Artinya, istri juga harus mampu membuat suami merasa dihargai dan dibutuhkan. ”Istri juga mampu membuat suami bangga karena istri memperhatikan dirinya, keluarganya, dan juga menjaga kehormatan keluarga melalui tutur kata dan perbuatannya ketika berinteraksi dengan lingkungannya,” paparnya.
Sementara, wanita pekerja dapat dikatakan sukses, apabila ia dapat menuangkan bakat, minat, dan kemampuannya secara utuh dan optimal, dan dapat bermanfaat bagi lingkungannya. Artinya, dalam bekerja, wanita sebaiknya mencintai pekerjaannya sehingga mampu mendedikasikan diri dengan penuh tanggung jawab dan tetap dapat menikmati pekerjaannya.
”Jadi, menjadi wanita sukses adalah wanita yang dapat menjalankan berbagai aspek kehidupannya secara seimbang dengan perasaan nyaman, penuh syukur, dan bahagia,” tutur Fabiola.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar