Welcoming

Hi pals...nice to meet u all here ^_^
Please feel free to search any info which u need.


Rabu, 11 Mei 2011

Pernahkan Anda memperhatikan warna apa yang digunakan untuk cat dinding di rumah makan? Memilih warna sangat penting untuk mengatur program diet karena psikologis warna dapat mempengaruhi nafsu makan.

Warna memainkan peranan sangat penting dalam kehidupan. Warna dapat mempengaruhi bagaimana cara orang berpikir, bertindak, bereaksi, meningkatkan tekanan darah bahkan dapat mempengaruhi nafsu makan.

Ada sejumlah studi yang dilakukan pada bagaimana persepsi rasa dipengaruhi oleh warna. Studi menyimpulkan bahwa orang belajar dan menjadi akrab dengan kombinasi spesifik warna dan makanan. Kombinasi ini dapat mengubah persepsi dan menciptakan harapan tentang bagaimana bau dan rasa makanan.

Warna apa saja yang dapat merangsang nafsu makan?

Berikut beberapa warna dan efek psikologis terhadap nafsu makan, seperti dilansir Lifemojo, Rabu (11/5/2011):

1. Merah
Merah adalah warna yang penuh emosi dan warna yang sangat energik. Warna ini dapat meningkatkan laju pernapasan dan menaikkan tekanan darah, serta juga dapat meningkatkan nafsu makan. Karena bisa merangsang nafsu makan, warna merah sering dijadikan sebagai warna cat dinding rumah makan dan juga pilihan yang baik untuk warna di ruang makan.

2. Oranye
Warna oranye dapat membantu meningkatkan pasokan oksigen ke otak, menghasilkan efek menyegarkan dan menstimulasi aktivitas mental. Warna oranye adalah warna yang dapat membuat orang merasa nyaman. Dan seperti warna jeruk, oranye dikaitkan dengan makanan sehat dan dapat merangsang nafsu makan.

3. Kuning
Kuning adalah warna yang cerah ceria. Kuning meningkatkan konsentrasi, juga merangsang nafsu makan, karena hal ini berkaitan dengan kebahagiaan.

4. Hijau
Hijau dikaitkan dengan warna alam, kesehatan dan sering digunakan untuk menunjukkan produk keselamatan. Karena hubungannya dengan alam, hijau dianggap sebagai warna menenangkan dan santai.

5. Toska (turquoise)
Warna ini dapat merangsang nafsu makan. Kombinasi warna toska dan orange bahkan bisa menjadi perpaduan warna yang 'lezat'.

Hijau, coklat dan merah adalah warna makanan paling populer. Merah dan kuning sering digunakan dalam dekorasi restoran karena warna ini dapat merangsang nafsu makan.

Dalam rangka menurunkan berat badan, Anda harus makan makanan di atas piring hitam atau gelap. Warna-warna gelap dalam bawah sadar dapat mengurangi nafsu makan. Selanjutnya, makan malam harus dimakan di piring gelap, tapi sarapan harus dimakan di piring cerah.

Selasa, 03 Mei 2011

Kamus Photography (Part-1)

SLR : Single Lens Reflex, Kamera lensa tunggal yang menggunakan cermin dan prisma

TLR : Twin Lens Reflex, kamera yang menggunakan dua lensa satu untuk melihat, lainnya untuk meneruskan cahaya ke film.

Lens Mount : Dudukan lensa


VR : Vibration Reduction, teknologi stabilizer pada lensa

MF : Manual Fokus.

AF : Auto Fokus

AF Range : Tingkat terang cahaya dimana sistem autofocus masih dapat bekerja, dalam satuan EV.

EV : Exposure Value ; kekuatan cahaya. Sample, EV= 0 kekuatan cahaya pada diafragma f/1,0 kecepatan 1 detik.

Exposure Mode : Modus pencahayaan, pada umumnya ada 4 Tipe : Manual, Aperture Priority, Shutter Priority dan Programed (Auto).

Aperture: Diafragma

Aperture Priority : Prioritas pengaturan pada diafragma, kecepatan rana otomatis.

Shutter : Rana

Shutter Priority : Prioritas pengaturan pada kecepatan rana, diafragma automatis.

Exposure Compensation : Konpensasi pencahayaan, membuat alternatif pencahayaan dari normal menjadi lebih atau berkurang.

Flash Exposure Compensation : Konpensasi pencahayaan blitzt.

Metering : Pola pengaturan cahaya, biasanya terbagi dalam 3 kategori, centerweighted, evaluative/matrix, dan spot.

Centerweigthed : Pengukuran pencahayaan pada 60 % daerah tengah gambar.

Evaluative/Matrix : Pengukuran pencahayaan berdasarkan segment-segment dan presentase tertentu.

Spot : Pengukuran pencahayaan hanya pada titik tertentu.

View finder : Jendela bidik

Built in Dioptri : Dilengkapi dengan pengatur dioptri (lensa + atau – bagi mereka yang berkacamata).

Eye Piece Blind : Tirai penutup jendela bidik.

Interchangeable Focusing Screen : Fasilitas untuk dapat mengganti focusing screen.

Focusing screen : Layar focus

Bracketing : Pengambilan gambar yang sama menggunakan beberapa pengukuran pencahayaan yang berbeda.

Flash Sync : Sinkron kilat, kecepatan maksimum agar body dan flash masih bekerja harmonis.

DOF : Dept of Field ; Ruang tajam, merupakan jarak, dimana gambar masih terlihat tajam/focus, bergantung kepada : diafragma, panjang lensa dan jarak objek.

Popup Flash : Blitz kecil, terbuat menyatu dengan body

GN : Guide Number ; kekuatan cahaya blitz merupakan perkalian antara jarak (dalam meter atau feet) dan diafragma.

Stop : Satuan pencahayaan, 1 stop sama dengan 1 EV

Red eye reduction : Fasilitas untuk mengurangi efek mata merah yang biasa terjadi pada pemotretan menggunakan blitz pada malam hari.

PC Terminal : Terminal untuk blitz di luar hot shoe.

Hot Shoe : Kaki blitz

fps : Frame per second, satuan kecepatan pengambilan gambar dalam gambar perdetik

Mirror Lock up : Pengunci cermin, agar getaran dapat dikurangi pada saat rana bergerak.

Shiftable program : Pada mode program, exposure setting dapat diubah secara automatis dalam EV yang sama, misalnya dari 1/125 detik f/8 menjadi 1/250 detik f/5,6 detik f/11.

Second Curtain Sync : Fasilitas untuk menyalakan blitz sesaat sebelum rana menutup.

Vertical Grip : Alat pelepas rana untuk pengambilan secara vertical tanpa harus memutar tangan.

Data Imprint : Fasilitas pencetakan data tanggal pada film

Reloadable to last frame : Fasilitas untuk mengembalikan film yang telah digulung ditengah ke posisi terakhir yang terpakai

Fill in flash : Blizt pengisi, dalam kondisi tidak memerlukan blitz, blitz tetap dinyalakan untuk menerangi bagian-bagian yang gelap seperti bayangan.

AFS : Auto Focus Silent Wave Motor

AFD : Auto Focus Distance Information

Intervalometer : Fasilitas pemotretan otomatis dalam jarak waktu yang tertentu

LED : Light Emitting Diode, Lampu

Multi Spot : Pengukuran pencahayaan dari beberapa titik

Back : Sisi belakang kamera, berfungsi pula sebagai penutup film

SPD : Silicon Photo Diode

LCD : Liquid Crystal Display

Bayonet : Sistem dudukan lensa yang hanya memerlukan putaran kurang dari 90 derajat untuk pergantian lensa

Bulk film : Film kapasitas 250 Exposure

NiMH : Nikel Metal Hydride

NiCd : Nikel Cadmium

DRAM : Data Random Acces Memory

RISC : Reduce Intruction Set Computer

CCD : Charge Couple Device (pada kamera digital)

ISO/ASA : Derajat sensifitas film

Main Light : Cahaya pengisi / tambahan

Reverse Ring : Digunakan untuk memasang lensa yang dibalik, untuk membuat lensa makro alternatif agar cahaya yang masuk tidak bocor.

LS: Singkatan dari longshot. Dengan lebih mendekatkan objeknya, shot ini tetap masih memberikan sudut pandang lebar tetapi sudah mulai mengarahkan perhatian pada objeknya dengan memisahkannya dari latar belakang yang mungkin mengganggu.

MACRO: Makro. Pengertiannya dalam fotografi adalah sarana untuk pemotretan dari jarak dekat. Fotografi makro akan menghasilkan rekaman (pada film) yang sama besar dengan benda aslinya (1:1), atau paling kurang separuh dari benda aslinya (1:2), namun demikian pada lensa-lensa jenis zoom yang mempunyai fasilitas untuk menghasilkan rekaman seperempat dari benda aslinya (1:4) juga sudah bisa dikatakan makro.

MACRO LENS: Lensa makro. Lensa yang digunakan untuk pemotretan dengan objek yang berukuran atau pemotretan berjarak dekat (mendekatkan pemotret ke objek), umumnya dipakai untuk keperluan reproduksi karena dapat memberikan kualitas prima dan distorsi minimal. Misalnya: untuk memotret bunga, serangga, dll.

MACRO PHOTO: Dibuat dari jarak dekat, bisanya tentang benda atau binatang kecil. Perlngkapan kerjanya biasanya menggunakan lensa makro untuk mendekatkan pemotret ke objek fotonya.

MAGNETIK: Berdaya magnet.

MAGNIFICATION: Pembesaran. Dikukur dari gambar film dibandingkan dengan ukuran aslinya.
MANIPULASI FOTOGRAFI: Teknik mengubah hasil cetak yang ditangkap oleh kamera untuk menciptakan suasana tertentu. Foto-foto realitas dikembangkan sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambar yang tidak biasa lagi.

MANUAL: Dikerjakan dengan menggunakan tangan dengan mengesampingkan tenaga otomatik.

MEDIUM FILM: Film dengan kecepatan sedang (ISO 100, 200). Kelompok film yang paling popular dan banyak diminati pemotret. Ideal untuk pemotretan dalam cuaca yang terang/cerah.

MEDIUM FORMAT CAMERA: Kamera format medium. Adalah jenis kamera SLR yang menggunakan jenis film 120 mm. Dibandingkan dengan kamera format kecil, kamera ini mempunyai keunggulan dalam hal pembesaran cetakannya yang optimal sehingga umumnya dipergunakan untuk memotret objek orang (potret) yang berkarakter, yang menampakkan detail kuat seperti misalnya kulit keriput orang tua.

MEGALIGHT: Adalah sebutan untuk sebuah lampu flood yang mempunyai kapasitas atau kemampuan cahaya yang amat besar hingga 7 meteran.

MESNICUS LENS: Adalah lensa tipis yang berbentuk bulan sabit.

METERING: Pola pengukuran cahaya yang biasanya terbagi dalam 3 kategori. Centerweight, evaluative/matrix dan spot.

METERING CENTER WEIGHT: Pola pengukuran cahaya yang menggunakan 60 persen daerah tengah gambar.

METERING MATRIX: Pola pengukuran pencahayaan berdasarkan segmen-segmen dan prosentase tertentu.

METERING SPOT: Pola pengukuran cahaya yang menggunakan satu titik tertentu yang terpusat.

MF: Manual Focus, adalah cara kerja menemukan fokus atau penajaman gambar yang dilakukan dengan menggunakan tangan.

MICRO DIAPRISM: Kumpulan prisma-prisma kecil yang berfungsi untuk mendapatkan ketajaman gambar melalui pengamat.

MCROPRISM: Prisma mikro. Sistem penemu jarak optis yang menggunakan prisma halus atau kumpulan prisma-prisma kecil yang berfungsi untuk mendapatkan ketajaman gambar melalui pengamat.

MICROPHOTOGRAPHY: Fotografi yang menggunakan film berukuran kecil dengan menggunakan bantuan mikroskop.

MULTICOATEDla FILTER: Filter anti-flare untuk mencegah refleksi intern dalam lensa oleh pantulan cahaya. Diciptakan untuk lensa yang belum multicoated.

MULTI EXPOSURE: Sering disebut dengan singkatan ME. Memberikan pencahayaan lebih dari satu kali pada satu bingkai film.

MULTIPOINT READING: Suatu pembacaan atau pengukuran dalam pencahayaan yang dilakukan terhadap berbagai titik objek foto.

MULTIVISION FILTER: Filter yang digunakan untuk membuat gambar ganda dalam sekali jepretan. Filter ini dibuat dengan menggunakan kaca yang sengaja diasah menurut tujuannya - berkeping prisma 3,5, disusun melingkar, berjajar atau paralel berulang-ulang.

MULTILAYER COATING: Penyelaputan berlapis-lapis pada lensa.

MULTIPLE EXPOSURE: Fasilitas pemotretan berulang pada satu bingkai (frame) yang sama.

MULTIPLE EXPOSURE LEVEL: Tuas bidikan ganda. Adalah tombol untuk menyiapkan kamera pada posisi siap bidik tanpa memajukan film ke bingkai berikutnya. Digunakan untuk melakukan lebih dari satu kali pencahayaan (exposure) pada bingkai yang sama dalam pemotretan. Alat ini dipakainya bersamaan dengan pengokangan film.

NANOMETER: Satuan pengukur panjang gelombang. 1 Nanometer = 1nm adalah sepermiliarmeter.

NATURAL AND ENVIRONMENT (NE/NES): Salah satu kategori yang dilombakan dalam World Press Photo. Foto-foto atau sekumpulan foto bercerita dari subjek berupa lingkungan dan alam:flora, fauna, lanskap, ekologi, dsb.

NATURE PHOTOGRAPHY: Fotografi alam yang berkaitan dengan alam semesta, misalnya darat, laut, sungai, dll.

ND FILTER: Filter ND. Filter ini berfungsi untuk menurunkan kekuatan sinar 2 kali sampai 8 kali. Filter ini bernada abu-abu muda atau sedang dan tidak mengubah warna gambar.

NEBULA FILTER: Filter yang menghasilkan gambar dengan efek pancaran sinar radial yang berpelangi.

NEGATIF: Kebalikan dari aslinya. Yang menghasilkan gambar negatif.

NEGATIF FILM: Film negatif atau klise, adalah sebutan untuk citra yang terbentuk pada film sesudah dipotretkan dan sesudah dikembangkan, di mana bagian yang terlihat gelap pada gambar, pada objek terlihat terang. Warna yang timbul berlawanan karena bagian terang dari objek memantulkan banyak cahaya ke film dan menghasilkan area gelap.

NEUTRAL DENSITY: Kepadatan netral yang tidak mengandung warna. Sebutan ini biasanya dipakai untuk lensa penyaring yang berfungsi untuk mengurangi kecerahan sinar.

NEWS FEATURE: Sering disebut dengan cerita di balik berita, yaitu suatu foto yang menyajikan sisi lain dari suatu situasi atau aneka peristiwa yang hangat.

NIKON: Salah satu merek peralatan kamera buatan Jepang.

NIRMANA: Adalah susunan gambar dalam bingkai, jalannya garis-garis yang dominan membentuk bidang-bidang utama yang dibatasi oleh suatu format.

NONREFLEX CAMERA: Kamera nonrefleks yang tidak menggunakan cermin putar. Contohnya seperti kamera kompak atau kamera langsung jadi Polaroid.

NORMAL CONTRAS: Kontras yang wajar. Tidak berlebihan dan tidak kurang sebagai hasil pengembangan film atau hasil sebuah cetakan.

NORMAL LENS: Lensa normal, berukuran fokus sepanjang 50 mm atau 55 mm untuk film berukuran 35 mm. Sudut pandang lensa ini hampir sama dengan sudut pandang mata manusia.

OBSCURA: Cikal bakal kamera yang digunakan saat ini. Prinsipnya adalah sebuah kamar gelap yang tertutup dengan lubang kecil di depannya. Jika kamera obscura ditempatkan menghadap benda yang diterangi cahaya maka akan terlihat sebuah gambar proyeksi terbalik dari benda tersebut pada dinding yang berhadapan dengan lubang.

CAMERA OBSCURA: Kamera pertama dalam dunia fotografi, di mana bentuknya merupakan sebuah kamar gelap yang hanya memiliki lubang kecil (pinhole).

OBSERVASI: Dalam bidang potret memotret adalah pengamatan yang dilakukan untuk mencari tahu tentang subjek foto terutama mengenai gerak-gerik, suasana hati maupun ekspresi.

OPAQUE: Opak, ialah sifat padat atau kedap sinar. Baik pandangan maupun sinar tak dapat menembusnya. Misalnya lempengan besi, kayu, karton, dll.

OPTIK: Berkenaan dengan penglihatan (cahaya, lensa, dsb).

ORTHOCHROMATIC FILM: Film yang sensitif terhadap warna biru dan hijau tapi tidak pada merah.

OVER EXPOSURE: Pencahayaan lebih. Suatu nilai pencahayaan yang terdapat paa film maupun foto, di mana gambar yang ada tampak terang atau gelap pada film negatif karena pencahayaan yang berlebihan.

OVERHEAD LIGHTING: Sinar dari atas. Lampu atau penyinaran yang dibuat untuk menyinari objek dari atas.

OVERRIDE: Penyimpangan dari pengatur otomatis supaya dapat diatur dengan menggunakan tangan atau secara manual.

P HI: Adalah fasilitas pencahayaan terprogram bagi pemotretan dengan sasaran yang bergerak cepat, balapan motor, mobil, dll.

PANCHROMATIC: Film hitam-putih, artinya emulsi film tersebut sensitif terhadap macam-macam warna.

PARALLAX: Paralaks, yaitu suatu kesalahan atau perbedaan pandangan yang terjadi karena yang dilihat dan yang terekam dalam film tidak sama. Umum terjadi saat menggunakan kamera refleks lensa kembar atau kamera kompak.

PASSED: Berarti telah diteliti oleh pabrik pembuat. Tanda ini biasanya melekat pada lensa atau kamera yang baru.

PENTAX: Salah satu merek kamera (Asahi Pentax) dan peralatannya buatan Jepang.

PEOPLE ON THE NEWS: Salah satu kategori yang dilombakan dalam World Press Photo. Foto-foto atau sekumpulan foto bercerita/portfolio dari orang atau sekelompok orang yang ikut terlibat dalam sebuah peristiwa atau kejadian.

PERMAFILM: Adalah bahan pengawet dan anti static. Bila permafilm digunakan pada emulsi film, maka akan terjadi ikatan fisik dengan gelatin dan emulsi film.

PERSPECTIVE: Perspektif, pandangan ruang, suatu pandangan gambar yang tampil dalam bentuk dimensi atau ruang tertentu. Dimensi dan perspektif merupakan kesatuan.

PERSPECTIVE CORRECTION: Gunanya untuk memperbaiki penyimpangan bentuk.

PHOTO JOURNALISM: Foto jurnalistik, fotografi dengan spesialisasi khusus untuk menampilkan foto-foto yang mempunyai nilai berita, baik benda, bahan, situasi kehidupan manusia yang menarik perhatian umum karena aktualitasnya (news) sebagai berita yang mampu mengungkap kejadian, menjelaskan dan menimbulkan rasa ingin tahu.

PHOTOGRAPHY: Fotografi, teknik dan pengetahuan tentang foto. Atau, proses dan seni pembuatan gambar (melukis dengan sinar/cahaya) pada film atau permukaan yang dipekakan. Gambar yang dihasilkan diharapkan sama persis dengan aslinya, hanya dalam ukuran yang jauh lebih kecil.

PHOTOGRAPHIC SPECTRUM: Bagian kecil dari energi dalam elektromagnetik spektrum yang dapat mencahayai film.

PHOTOGRAM: Fotogram. Foto yang dibuat tanpa menggunakan kamera dan film, dengan meletakkan benda-benda di atas kertas (cetak) foto kemudian disinari.

PHOTOGRAPH: Foto yang dibuat dengan menggunakan kamera dan film.

PHOTOKINA: Nama pameran atau suatu wadah informasi terbesar dan terlengkap serta yang paling kompleks dalam bidang fotografi.

PINCHUSION EFFECT: Penyimpangan bentuk kotak menjadi bentuk seperti bantalan penyimpan jarum.

PINHOLE: Lubang kecil pada alat kedap cahaya yang dipasang bersama lensa, menyambung lubang lensa tempat gambar objek direkam dalam lembaran yang peka cahaya.

PIN-UP PHOTO: Foto yang bersifat hiburan/menghibur. Disebut gambar pin-up karena sering ditempelkan di dinding dengan pins atau paku kecil.

PISTOL GRIP: Gagang pegangan kamera yang bentuknya mirip gagang pistol.

POL COLOR FILTER: Filter yang terdiri dari selembar polarisator kelabu dan polarisator warna, terdapat berbagai kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek tertentu.

POL COLOR FILTER: Filter yang terdiri dari selembar polarisator kelabu dan polarisator warna, terdapat berbagai kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek tertentu.

Kamus Photography (Part-2)

PEOPLE ON THE NEWS: Salah satu kategori yang dilombakan dalam World Press Photo. Foto-foto atau sekumpulan foto bercerita/portfolio dari orang atau sekelompok orang yang ikut terlibat dalam sebuah peristiwa atau kejadian.

PERMAFILM: Adalah bahan pengawet dan anti static. Bila permafilm digunakan pada emulsi film, maka akan terjadi ikatan fisik dengan gelatin dan emulsi film.

PERSPECTIVE: Perspektif, pandangan ruang, suatu pandangan gambar yang tampil dalam bentuk dimensi atau ruang tertentu. Dimensi dan perspektif merupakan kesatuan.

PERSPECTIVE CORRECTION: Gunanya untuk memperbaiki penyimpangan bentuk.

PHOTO JOURNALISM: Foto jurnalistik, fotografi dengan spesialisasi khusus untuk menampilkan foto-foto yang mempunyai nilai berita, baik benda, bahan, situasi kehidupan manusia yang menarik perhatian umum karena aktualitasnya (news) sebagai berita yang mampu mengungkap kejadian, menjelaskan dan menimbulkan rasa ingin tahu.

PHOTOGRAPHY: Fotografi, teknik dan pengetahuan tentang foto. Atau, proses dan seni pembuatan gambar (melukis dengan sinar/cahaya) pada film atau permukaan yang dipekakan. Gambar yang dihasilkan diharapkan sama persis dengan aslinya, hanya dalam ukuran yang jauh lebih kecil.


PHOTOGRAPHIC SPECTRUM: Bagian kecil dari energi dalam elektromagnetik spektrum yang dapat mencahayai film.

PHOTOGRAM: Fotogram. Foto yang dibuat tanpa menggunakan kamera dan film, dengan meletakkan benda-benda di atas kertas (cetak) foto kemudian disinari.

PHOTOGRAPH: Foto yang dibuat dengan menggunakan kamera dan film.

PHOTOKINA: Nama pameran atau suatu wadah informasi terbesar dan terlengkap serta yang paling kompleks dalam bidang fotografi.

PINCHUSION EFFECT: Penyimpangan bentuk kotak menjadi bentuk seperti bantalan penyimpan jarum.

PINHOLE: Lubang kecil pada alat kedap cahaya yang dipasang bersama lensa, menyambung lubang lensa tempat gambar objek direkam dalam lembaran yang peka cahaya.

PIN-UP PHOTO: Foto yang bersifat hiburan/menghibur. Disebut gambar pin-up karena sering ditempelkan di dinding dengan pins atau paku kecil.

PISTOL GRIP: Gagang pegangan kamera yang bentuknya mirip gagang pistol.

POL COLOR FILTER: Filter yang terdiri dari selembar polarisator kelabu dan polarisator warna, terdapat berbagai kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek tertentu.

POL COLOR FILTER: Filter yang terdiri dari selembar polarisator kelabu dan polarisator warna, terdapat berbagai kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek tertentu.

POL CONVERSION FILTER: Filter terdiri dari selembar polarisator dengan filter konversi warna (85B). Biasanya juga digunakan untuk jenis kamera kine, sehingga memungkinkan film tungsten digunakan untuk cerah hari dan mempunyai efek seperti filter polarisasi.

POL FIDER FILTER: Filter yang terdiri dari dua filter PL linier yang digabung menjadi satu. Jumlah filter yang masuk dapat diatur dengan memutar gelang filter.

POLARIZING CIRCULAR FILTER: Filter yang dibuat dari lembaran polarisator linier dan keeping quarter wave retardation, dilapi di antara dua gelang filter. Efeknya sama dengan filter polarisasi, biasanya digunakan untuk kamera kine.

POLARIZING FILTER: Filter polarisasi, dipakai untuk menghilangkan refleksi dari segala permukaan yang mengkilap. Filter ini terdiri dari dua bagian, bagian yang satu dengan lain dapat diputar-putar untukmendapatkan sudut paling ideal menghilangkan refleksi, menambah saturasi warna dan menembus kabut atmosfer. Juga berguna untuk membirukan langit.

POLAROID: Langsung jadi. Menghasilkan gambar cetak dalam waktu yang singkat, tetapi tidak menghasilkan film negatif.

POLAROID CAMERA: Kamera Polaroid. Kamera foto langsung jadi, menghasilkan gambar cetak dalam waktu yang singkat (beberapa menit) tapi tidak menghasilkan klise atau negatif. Akibatnya tidak bias dilakukan pembesaran gambar atau pencetakan ulang.

POLAROID FILM: Film yang ditemukan oleh dr. Land. Menghasilkan foto dalam waktu singkat tetapi tidak mempunyai negatif.

POLAVISION: Sistem kinematografi langsung jadi. Kameranya dinamakan Polavision, filmnya dinamakan Phototape cassette, proyektornya Polavison player.

POPUP FLASH: Lampu kilat kecil terbuat atau menyatu dengan kamera.

PROYEKTOR: Alat yang digunakan untuk memproyeksikan gambar atau film positif, atau gambar bergerak.

PULL: Kebalikan dari proses push, yaitu mengurangi proses pengembangan film yang mengalami over exposure atau kelebihan sinar sehingga menghasilkan detail yang baik pada area yang gelap (normal), dilakukan proses pengembangan disertai dengan pengurangan waktu pengembangan film.

PULSATOR FILTER: Filter dengan inti bulatan normal dan bagian sisanya berisi prisma. Tiap-tiap titik sinar akan membentuk bintang berekor delapan dan berisi prlangi.

PUSH: Pengemabngan berlebih. Suatu proses yang intens membuat under exposure sebuah film dan mengompensasikan film itu agar menjadi normal dengan menambah waktu pengembangannya.

QL: Singkatan dari quick loading, yaitu suatu sistem pemasangan film yang cepat.

RAINBOW FANTASI FILTER: Filter dengan inti bulatan normal dan sisanya berisi prisma. Tiap-tiap berkas sinar akan bertepi pelangi.

RANA: Adalah tirai yang menggantikan fungsi penutup manual di bagian depan lensa, besar kecilnya dapat diatur sesuai kebutuhan.

RANA CELAH: Rana celah vertical dan horizontal dan terletak pada kamera. Yang vertial menutup secara vertikal dan yang horizontal menutup secara horizontal.

RANA PUSAT: Rana yang terletak pada lensa, berdampingan dengan diafragma. Menutupnya dengan cara memusat.

RELEASE CABLE: Kabel penghubung dengan shutter sehingga memungkin pemotret menekan shutter dari jarak beberapa meter dari kamera.

RELOADABLE TO LAST FRAMER: Fasilitas untuk mengembalikan film yang telah digulung di tengah posisi terakhir yang terpakai.

REMBRANDT LIGHTING: Cahaya yang berasal dari jendela atau sering juga disebut window lighting. Cahaya yang datang dari sudut 45 derajat. Pencahayaan tersebut berasal dari nama pelukis Belanda Rembrandt.

REMOTE: Alat yang memungkinkan fotografer melakukan penekanan shutter dari jarak jauh dengan penghubung arus tanpa kabel.

RESOLUTION: Daya pisah. Suatu sifat lensa yang berdaya urai dengan kemampuan menyajikan detail kehalusan gambar sesudah film dikembangkan (diproses).

RETINA: Selaput peka sinar dari mata atau salah satu merek kamera keluaran kamera.

RETOUCH: Mengubah, sifatnya memperbaiki atau menambah warna dengan menggunakan tangan atau kuas, atau juga pada masa ini dengan komputer seperti melukis sehingga menghasilkan gambar yang baik dan tanpa cacat seperti sebelumnya.

REVERSAL DEVELOPING: Pengembangan membalik atau terbalik menjadi positif.

REVERSAL FILM: Berarti kebalikan. Hasil pemotretan menggunakan film jenis ini menghasilkan gambar positif (slide).

REVERSE ADAPTER: Suatu alat penyambung yang digunakan untuk memotret saat menggunakan lensa kamera yang dibalik sehingga elemen belakang lensa menghadap ke objek. Dengan alat ini menjadikan kita dapat menggunakan lensa biasa untuk membuat pemotretan makro dengan hasil yang cukup baik.

SECOND CURTAIN SYNC: Fasilitas untuk menyalakan lampu-kilat sesaat sebelum rana menutup.

SELF ADJUSTING: Penyesuaian (diri).

SELF TIMER: Penangguh waktu. Sebuah tuas yang digunakan untuk keperluan memperlambat membukanya rana kamera sekalipun tombol pelepas kamera telah ditekan. Biasanya digunakan untuk memotret diri sendiri. Penangguhan waktunya umumnya berkisar 10 detik.

SENSE OF DESIGN: Perasaan atas komposisi. Estetika dalam nirmana datar warna.

SEPIA TONER: Pewarna coklat/sawo.

SEQUENCE: Sekuen. Satu seri dari beberapa jepretan (shot) yang meliputi suatu kejadian yang sama. Setiap jepretan hanya berbeda dalam hitungan detik.

SHADE: Teduh, bayangan yang tak berbentuk.

SHADOW: Bidang gelap/hitam atau bayangan pada sebuah foto yang berbentuk objek yang membayang.

SHAPE: Bidang, suatu bentuk dalam aspek dua dimensi yang terjadi tidak hanya oleh karena adanya kesan garis, baik berupa segi tiga, lingkaran, elips, dll. Namun selain itu bisa juga dibentuk oleh suatu bidang warna karena adanya suatu kesan bentuk tiga dimensi yang mempunyai volume.

SHARPNESS: Ketajaman film, yaitu suatu kemampuan film untuk merekam setiap garis dari pandangan yang dipotret dengan ketajaman yang baik. Ketajaman ini ditentukan dengan jumlah garis per milimeter.

SIDE LIGHT: Cahaya dari samping, yaitu cahaya yang berasal dari arah samping objek, baik kiri atau kanan dan dapat ditempatkan pada sudut 45 atau 90 derajat. Pencahayaan seperti ini menghasilkan foto dengan efek yang menonjol permukaan atau objek fotonya serta terciptanya kesan tiga dimensional. Umumnya digunakan untuk menampilkan foto-foto yang berkarakter, misalnya foto potret (portrait).

SIDE LIGHTING: Sinar dalam pemotretan yang datangnya dari arah samping kanan atau kiri - 90 derajat dihitung dari sudut pandang kamera. Arah datangnya sinar seperti ini akan menghasilkan foto dengan detail dan tekstur dari benda dengan baik. Bayangan yang dihasilkan akan menampakkan bentuk benda dengan lebih menarik dengan separo dari muka terang dan separo lagi gelap.

SINGLE LENS REFLECT: Refleks lensa tunggal (RLT), adalah kamera yang memiliki satu lensa untuk membidik yang menggunakan cermin dan prisma. Lensanya berfungsi untuk meneruskan bayangan objek ke pembidik dan meneruskannya ke film. Apa yang terlihat pada jendela pengamat sama seperti apa yang terjadi pada film atau fotonya.

SINGLE POINT READING: Suatu pembacaan pengukuran dalam pencahayaan yang dilakukan hanya pada satu titik atau bagian tertentu yang terpenting dari sebuah objek foto.

SINGLE SERVO AUTOFOCUS (S): Sandi saat Anda membidikkan suatu objek dan tombol rana telah tertekan separo, maka jarak antara kamera dengan objek terkunci hingga tombol dilanjutkan ditekan hingga terekam satu bidikan.

SKALA: Perbandingan objek utama dengan objek-objek lain dalam gambar.

SLAVE UNIT: Mata listrik yang menyalakan lampu-kilat karena pulsa yang dihasilkan oleh menyalanya lampu-kilat lain.

SLOW FILM: Film lambat yaitu kepekaan film yang rendah sehingga memberikan detail gambar yang tajam dengan butiran yang halus, kontras rendah sekalipun dicetak besar. Misalnya film dengan ISO 25, 64, 100. Film seperti ini baik untuk pemotretan arsitektur atau still life.

SMALL FORMAT CAMERA: Kamera format kecil yaitu kamera jenis SLR (Single Lens Reflect) yang menggunakan film berukuran 35 mm namun fleksibel dan enak dipegang serta ringan. Karena itu kamera seperti ini yang paling banyak digunakan oleh para fotografer. Jenis maupun ukuran filmnya sangat mudah didapat juga proses filmnya terutama bagi yang menggunakan film jenis negatif. Namun kekurangannya, untuk hasil pencetakan besar, maksimal hanya seukuran majalah.

SNAPSHOT: Bidikan spontan, tanpa modelnya diatur terlebih dahulu. Cara ini umumnya digunakan untuk membuat foto human interest, sehingga menghasilkan foto yang apa adanya dan tampak alami tak terkesan dibuat-buat.

SNOOT: Suatu alat berbentuk kerucut yang berlubang pada ujungnya dan digunakan untuk memperkecil penyebaran cahaya dari lampu kilat studio. Umumnya menghasilkan cahaya yang tampak membulat bila diproyeksikan pada bidang datar.

SNOW CROSS, STAR SIX FILTER: Sebuah kaca bening dengan goresan-goresan yang saling bersilangan yang membentuk bintang-bintang berekor enam dari tiap-tiap titik sinar.

SOCKET: Lubang tempat memasukkan kabel sinkron yang menghubungkan lampu kilat dengan penutup.

SOFT SCREEN (LENS): Lensa yang berguna untuk menghindari kontras sehingga hasil gambar terkesan seolah-olah agak kabur dengan sisi-sisi yang tak tampak ketegasan batasnya.

SOFT FOCUS LENS: Lensa yang berdaya lukis lembut.

SOFT PAPER: Kertas bergradasi lunak atau lembut.

SOFT SPOT FILTER: Filter berciri seperti soft screen namun menghasilkan gambar yang berbeda.

SOFT TONE FILTER: Filter yang bertujuan untuk membuat gambar pemandangan lunak tanpa menurunkan ketajaman dan mengubah warna, juga tidak mengubah bentuk. Kontras pun menjadi lembut tanpa mengaburkan pandangan.

SOLARISASI: Proses pembuatan foto dengan cara memberi penyinaran dua kali pada kertas foto atau film dan memasukkannya ke dalam larutan pengembang. Di tengah-tengah gambar terbentuk dilakukan penyinaran dengan cahaya putih sekali lagi dan meneruskan pengembangannya.

SONAR AUTOFOCUS: Sistem otofokus yang bekerja berdasarkan perjalanan bolak-balik suara sonar - dari kamera ke objek kembali ke kamera.

SPECIAL EFFECT: Efek khusus dengan menggunakan teknik tertentu.

SPECIAL EFFECT FILTER: Filter (penyaring) spesial efek yang pada dasarnya bukan filter karena fungsinya tidak menyaring sesuatu melainkan mengubah pandangan guna mencapai hasil yang menyimpang dari pemotretan biasa.

SPECIAL LENS: Lensa spesial yang digunakan secara khusus untuk keperluan khusus. Misalnya fish eye lens (lensa mata ikan - 180 derajat). yang pada dasarnya bukan filter karena fungsinya tidak menyaring sesuatu melainkan mengubah pandangan guna mencapai hasil yang menyimpang dari pemotretan biasa.

SPECIAL PURPOSE LENS: Lensa tujuan khusus yang didesain dan diciptakan untuk tujuan penghasilan gambar khusus yang biasanya susah dilakukan dengan lensa biasa