Welcoming

Hi pals...nice to meet u all here ^_^
Please feel free to search any info which u need.


Tampilkan postingan dengan label movie. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label movie. Tampilkan semua postingan

Senin, 24 September 2012

Movie: TED (Dewasa Only)

Ted is a 2012 American comedy film, directed, co-produced, and co-written by Seth MacFarlane, who stars in it with Mark Wahlberg and Mila Kunis
Release date: June 29, 2012 (initial release)
Director: Seth MacFarlane
Running time: 106 minutes
Budget: US$ 65 million (2010)
 Screenplay: Seth MacFarlane, Alec Sulkin, Wellesley Wild 

Penasaran juga sama film yang satu ini karena trailernya sangat mengesankan dan menarik. Sepertinya filmnya lucu banget.

Tapi semua itu agak mengecewakan, setelah saya selesai menontonnya :(


 Hasil Nonton:
adalah Ted (sebuah boneka Teddy Bear hadiah Natal) milik seorang anak kecil cowo bernama John Bennet. John Bennet berharap agar boneka beruangnya itu bisa hidup dan berbicara, sehingga ia bisa memiliki seorang sahabat sejati. Karena selama ini si John Bennet tidak memiliki seorang teman pun baik di sekolah maupun di lingkungan rumahnya. Dan kebetulan saat si John make a wish, pas ada bintang jatuh yg katanya semua permohonan kita bisa terkabul.

Dan ternyata benar... permintaan John Bennet terkabul. Hadirlah Ted si Teddy Bear hidup itu keesokan paginya, lalu dimulailah persahabatan keduanya. Mereka tumbuh besar bersama, dan ternyata pada saat dewasa mereka berdua memiliki kebiasaan buruk yang sama, yaitu: sama2 suka mabok2an, sama2 suka nyabu dan nge-drugs, sama2 senang hal2 berbau porno. Utk kebiasaan yg terakhir lebih banyak dilakukan oleh si Ted karena si John sudah memiliki seorang pacar bernama Lorry Collins yg membuatnya tergila-gila dan tidak mempedulikan wanita lain.

Sampai akhirnya tibalah John pada situasi sulit di dalam hidupnya yang membuat dia harus mengambil keputusan besar antara memilih Ted si Teddy Bear hidupnya itu dan terus hidup dalam sifat kekanak2annya dan bermalas2an ATAU memilih pacarnya (Lorry) untuk dinikahi dan merubah sifatnya menjadi manusia dewasa. John sangat sulit mengubah kebiasaan lamanya bersama Ted, dan sangat susah untuk menolak ajakan Ted, sehingga akhirnya membuat sang pacar, Lorry geram dan putus asa menyudahi hubungan asmara mereka berdua.

Nah, di dalam kesedihan karena diputusin oleh sang pacar, akhirnya John menyadari apa yang harus dilakukan. Dengan dibantu Ted yang juga sudah mulai sadar dan tidak egois dengan keadaan sahabat petirnya itu, maka mereka berdua berinisiatif utk berbaikan dengan Lorry. Tapi pada saat suasana dengan Lorry mulai membaik, terjadi hal yang menegangkan, dimana Ted diculik oleh orang psycho.

Akhirnya Ted berhasil diselamatkan oleh John dan Lorry, tapi dalam keadaan rusak sekarat dan akhirnya meninggal. John kemudian terjerumus dalam rasa kesedihan yang mendalam karen ditinggal sang sahabat satu2nya itu. Lorry yang merasa kasihan dan sedih melakukan hal yang sama seperti yg dilakukan John Bennet pd waktu kecil dulu, yaitu menunggu bintang jatuh dan mengucapkan suatu permohonan.

Dan ternyata benar, keesokan paginya Ted si Teddy Bear itu hidup kembali. Permohonan Lorry dikabulkan. Dan akhirnya John Bennet menikah juga dengan Lorry Collins. They lived hapily ever after together with Ted.


 Kesan:
Pertama, yang pasti judul film ini kontradiktif dengan isi filmnya yang notabene sangat vulgar, baik bahasa yang diucapkan maupun perilaku para pemainnya. Kalo lihat judulnya, film ini adalah film keluarga yang cocok ditonton anak kecil, apalagi pemeran utama film ini adalah boneka Teddy Bear yang tiba2 hidup dan bisa berbicara. Tapi kenyataannyaaa....di sepanjang film ini penuh dengan bahasa "sampah" alias bahasa slang yang dengan santainya diucapkan hampir seluruh pemerannya (bahasa yg tidak patut didengar dan diajarkan kepada anak2).

Selain itu, tingkah polah dan kelakuan si Ted (Teddy Bear hidup ini) juga sangat seronok dan vulgar banget. Tidak menunjukkan boneka yang boleh dimiliki oleh anak kecil pada umumnya. Masa ada boneka Teddy Bear hidup gaya hidupnya mabok2an, nge-drugs, en nge-sex. Ada adegan vulgar si Ted saat menunjukkan gaya ngesex. Juga ada cewe telanjang yang digambar muka Garfield dan tidak disensor. WOW.....surprise...surprise!!! Tumben banget Lembaga Sensor Film Indonesia yg biasanya bawel banget urusan sensor tapi bisa meloloskan film TED inih dengan hasil sensor seperti itu.Daya imajinasinya yang rendah apa terlalu tinggi ya itu? ^_^

Satu hal yang pasti dari gw adalah film ini bukan film yang wajib ditonton punya. Meskipun film ini mengandung makna positif dibalik ceritanya yang vulgar itu. Dimana kita harus bisa memilih urusan mana yang lebih penting, bagaimana menghargai persahabatan, dll.

Jumat, 15 Juni 2012

Soegija

Siapa bilang Seniman itu tidak religius? Film Soegija membuktikan bahwa seniman itu memiliki rasa religiusitas yang tinggi. Para seniman mempunyai caranya sendiri untuk mengungkapkan imannya kepada Sang Pencipta. Dengan anugerah kreatifitas dari Sang Maha Kreatif inilah mereka menjadi co-creator di dunia bunyi, dunia imajinasi, dan dunia rasa merasa.

Synopsis:
Film ini ingin melukiskan kisah-kisah kemanusiaan di masa perang kemerdekaaan bangsa Indonesia (1940-1949). Adalah Soegija (diperankan Nirwan Dewanto) yang diangkat menjadi uskup pribumi dalam Gereja Katolik Indonesia. Baginya kemanusiaan itu satu, kendati berbeda bangsa, asal-usul, dan ragamnya.

Dan perang adalah kisah terpecahnya keluarga besar manusia. Ketika Jepang datang ke Indonesia (1942), Mariyem ( Annisa Hertami) terpisah dari Maryono (Abe), kakaknya. Ling Ling (Andrea Reva) terpisah dari ibunya (Olga Lydia).

Tampaknya keterpisahan itu tidak hanya dialami oleh orang-orang yang terjajah, tetapi juga oleh para penjajah. Nobuzuki (Suzuki), seorang tentara Jepang dan penganut Budhist, ia tidak pernah tega terhadap anak-anak, karena ia juga punya anak di Jepang. Robert ( Wouter Zweers), seorang tentara Belanda yang selalu merasa jadi mesin perang yang hebat, akhirnya juga disentuh hatinya oleh bayi tak berdosa yang ia temukan di medan perang. Ia pun rindu pulang, ia rindu Ibunya.

Di tengah perang pun Hendrick (Wouter Braaf) menemukan cintanya yang tetap tak mampu ia miliki karena perang. Soegija ingin menyatukan kembali kisah-kisah cinta keluarga besar kemanusiaan yang sudah terkoyak oleh kekerasan perang dan kematian.

Komen sebagai penonton:
 Kesan pertama, saya sangat takjub dan antusias melihat animo masyarakat yang tinggi terhadap film "special" ini. Umat Katolik khususnya, yang memang sangat diharapkan utk menonton, serta umat agama lain yg ternyata juga lumayan banyak yang mau ikutan nonton juga.

Kenapa saya bilang film bioskop ini "special"?
Pertama, karena ini adalah salah satu film berkualitas karya asli anak Indonesia (Sutradara by Garin Nugroho) yang sudah jarang ada di jaman sekarang. Kedua, ini bisa dianggap sebagai karya seni yang sensasional karena sejauh ini saya belum pernah melihat ada film bioskop yang menyangkut agama lain yang mendapat respon sangat luar biasa dan bertahan sejauh ini, selain film menyangkut agama mayoritas yg ada di Indonesia. Ditambah antusiasme masyarakat utk menonton juga sangat tinggi, bisa dilihat dan dibuktikan di semua bioskop yg menayangkan film ini, pada pemutaran 3 (tiga) hari pertama di weekend semua tiket terjual habis SOLD OUT di semua jam tayangnya. WOW.....amazing! Bukti lain adalah, banyak orang, khususnya angkatan papa-mama dan oma-opa kita yang biasanya sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi nonton film di bioskop, tau-tau muncul di kursi penonton film ini ^_^
Efek samping positif juga bagi pasangan papa-mama dan oma-opa yang ikutan nonton bisa mengulang dan mengingat masa indah jaman dahulu saat berpacaran hehehe.... sweet memory bukan?! sweet...sweet....

Selain itu, saya juga salut bahwa sampai hari kelima pemutaran film Soegija, ternyata masih tetap full penonton juga di beberapa bioskop. Apalagi ketika saya melihat, bahwa ternyata diantara barisan penonton, banyak juga penonton beragama lain yang penasaran dan antusias dengan film ini. Ternyata bukti nyata ini sedikit mematahkan pendapat dan pemikiran saya belakangan ini yang merasa bahwa Bangsa Indonesia sudah tidak ber BHINNEKA TUNGGAL IKA lagi karena banyaknya kekerasan, kejahatan, dan ketidakadilan yg dilakukan atas nama agama. Ternyata masih ada sebagian orang yang berpikiran positif dan rasional, serta menerapkan nilai2 pendidikan moral dengan bersikap tenggang rasa terhadap agama dan kepercayaan lainnya.

Isi filmnya so far so good, ada sisi humornya juga karena kehadiran akting dari Mas Butet Kertarajasa, dan beberapa pemain lainnya. Selain itu, yang menarik juga adalah sisi musikalitas yg ditampilkan sepanjang film Soegija ini sangat menarik, dengan menghadirkan pemain orkes, choir, dan beberapa pemain yg bernyanyi lagu-lagu (jadoel, gereja, nasional) sangat menyegarkan suasana. Choir-nya kompak. Sementara utk karakter Uskup Soegija sendiri agak kurang mantab yah pendalaman karakternya, terlebih karena sang Uskup menghisap cerutu kurang mencerminkan pemuka agama yg baik (menurut saya loh ya...). Atau jangan2 kisah nyatanya memang menghisap cerutu ya? hehehe....

Tapi sayang sungguh sayang karena ternyata film Soegija ini mengalami pemotongan alias sensor dari LSF Indonesia sangat banyak, sehingga film yang tadinya berdurasi hampir 4 jam ini (menurut beberapa sumber), hanya tinggal sekitar 1 jam 45 menit saja. Sungguh disayangkan memang, mengingat isi cerita di tengah-tengah film menjadi agak aneh alias tidak nyambung (tidak jelas alur ceritanya). Contohnya: scene pada saat pertemuan antara Ling Ling dan mamanya. Akan lebih baik jika film ini tidak mengalami penyensoran karena film ini kan based on true story, it's a real story in past. Jadi, apa yang harus disensor? Seringkali LSF Indonesia terlalu subjektif dalam melakukan sensor film.

Saya sih sangat mengharapkan film Soegija ini dirilis ke dalam bentuk VCD atau DVD original dengan versi ASLI tanpa sensor dari LSF, sehingga kami dapat menikmati film ini dengan sempurna dan jelas alur ceritanya, sehingga pesan dari film inipun akan tergambar dengan jelas. Paling tidak kami mengharapkan kehadiran film Soegija versi un-cut pada kalangan khusus/tertentu.