I'll try to share everything, from light news, effusion, reviews, until hard news (maybe).
Welcoming
Hi pals...nice to meet u all here ^_^ Please feel free to search any info which u need.
Senin, 08 Maret 2010
Serba Serbi Dasi
DASI yang kita kenal sekarang ini sebelumnya tidak berbentuk sempit dan panjang, tapi lebih lebar dan pendek. Awalnya, dasi panjang ini disebut four-in-hand dan populer di Inggris pada 1980.
Bentuknya pun simpel, hanya dibuat dari kain berbentuk segi empat yang kemudian disimpulkan di leher dan sisanya dimasukkan dalam kemeja agar terlihat rapi. Pada waktu itu dasi hanya digunakan kalangan tertentu sehingga dianggap sebagai aksesori bagi kaum borjuis. Terlebih, dengan dibentuknya gentelmen’s club di London.
Klub ini akhirnya menjadi organisasi elite di zamannya, dan menjadikan dasi sebagai ‘seragam’ utama saat pertemuan.Kemudian, pada pertengahan abad ke-19 dasi dijadikan aksesori utama busana pria. Bentuknya pun dibuat lebih fashionable dalam warna-warna mentereng.
Bila sebelumnya dasi hanya dibuat dari secarik bahan, di abad ke-19 dasi sengaja dibuat dari material terbaik. Waktu itu sutra mendominasi material dasi, dibanding katun dan poliester. Penggunaannya pun berubah, tidak lagi disimpulkan begitu saja, tapi dibentuk sedemikian rupa dengan lipatan yang rapi sehingga tidak mudah bergeser.
Mirip seperti dasi modern. Beberapa simpul dasi yang terkenal di Inggris adalah four-inhand knot, pratt knot, hal-Winsdor knot, dan double Winsdor. Kedua simpul terakhir diberi nama sesuai dengan penggunanya pada waktu itu, Duke of Winsdor.
Simpul Windsdor terkenal paling kuat dari keempat lainnya. hal tersebut tak terlepas dari kerumitan lipatannya. Tidak seperti dasi biasa yang hanya membutuhkan dua lipatan, simpul Winsdor membutuhkan empat kali lilitan agar bisa bercokol kukuh di leher.
Di Italia, dasi dengan tujuh lipatan lebih populer dibanding dasi biasa. Konon, dasi ini selain lebih kuat, juga terlihat lebih elegan. Harganya pun bisa membuat mata terbelalak. Dasi tujuh lipatan dengan material biasa dihargai USD160 atau sekitar Rp1,5 juta. Luar biasa bukan?
Untuk menyimpulkan dasi jenis ini butuh waktu lebih dari satu jam. Pasalnya, dibutuhkan penyilangan sudut tertentu dari ujung dasi agar tercipta simpul yang rapi dan kuat.
Namun, penata busana profesional bisa membentuk simpul ini hanya dalam waktu 15 menit. Tidak sulit menemukan dasi unik ini.Rumah mode Italia umumnya menjual dasi dengan tipe ini. Sementara desainer Inggris dan Amerika lebih menyukai dasi fourin- hand
Dasi kupu-kupu alias bow tie ditemukan kemudian. Aksesori ini biasanya digunakan saat acar formal, layaknya pesta malam hari bersama tuxedo.Kemeja putih berkualitas, jas hitam, ban pinggang serasi, serta dasi kupu-kupu akan membuat penampilan seorang pria semakin gagah dan berwibawa.
Umumnya dasi model ini dibuat dari sutra atau poliester berkilap dengan pita yang melingkari leher. Warna hitam banyak dipilih dengan alasan lebih elegan. Namun, tak menutup kemungkinan penggunaan warna lain seperti putih atau merah.
Sama seperti asal-usul dasi. Model dasi kupu-kupu juga berasal dari Kroasia. Hanya saja, dasi ini merupakan evolusi dari bagian kerah yang biasa digunakan untuk menutupi bagian leher. Kemudian, dasi kupu-kupu menjadi populer di kalangan para arsitek dan pejabat pemerintahan. Beberapa catatan sejarah mengemukakan alasan penggunaan model dasi tersebut.
Bagi para arsitek pada masa itu, cravat sangat merepotkan bila mereka bekerja sehingga mereka lebih memilih menggunakan dasi kupu-kupu yang tidak akan terkena tinta bila mereka menggambar.
Saat ini dasi kupu-kupu tetap menjadi favorit para pria saat harus menghadiri acara formal, terutama di Eropa dan Amerika.Ingat Pierce Brosnan dalam film James Bond? Agen 007 tersebut selalu terlihat tampan dalam balutan jas malam lengkap dengan dasi kupu-kupu bertengger di lehernya.
Selain sebagai aksesori busana formal, dasi kupu-kupu juga digunakan sebagai seragam sekolah. Boarding school di Eropa, seperti Exeter College, Cambridge, dan Oxford Rowers, mengharuskan penggunaan dasi saat kegiatan sekolah berlangsung.Hanya saja, tidak semua berbentuk kupu-kupu.
Beberapa sekolah memilih penggunaan dasi panjang dengan logo sekolah di ujungnya untuk menghilangkan kesan terlalu formal. Dasi kupu-kupu bahkan menjadi salah satu ritual kedewasaan seorang pria di Amerika.
Oscar Wilde pernah berkata, ”Belajar menggunakan dasi kupu-kupu merupakan satu langkah menuju kedewasaan.”
Biasanya saat acara prom atau dansa di tahun akhir sekolah menengah, para siswi akan mengenakan gaun cantik dengan korsase. Sementara para siswanya tampil gagah dengan tuxedo dan dasi kupu-kupu.
Dari Eropa pindah ke Texas. Penduduk di bagian tengah Amerika Serikat ini pun tak ketinggalan. Mereka bahkan punya dasi khusus yang digunakan para koboi. Bolo tie namanya.
Rupanya tidak hanya namanya yang unik, bentuknya pun berbeda. Bila dasi pada umumnya dibuat dari kain, bolo tie berbentuk seperti tali yang diperkuat clip beraneka bentuk. Biasanya para koboi gagah tersebut menggunakan bolo tie bersama kemeja chambray, celana denim, sepatu bot, plus topi bersisi lebar.
Menilik sejarahnya, bolo tie ini dibawa ke Amerika, tepatnya Arizona, oleh perajin perak bernama Victor Cedarstaff. Nama bolo diambil dari tali laso yang sering digunakan para koboi untuk menangkap ternak. Bentuknya yang unik serta ragam model clip-nya membuat bolo tie menjadi favorit para wrangler di Arizona.
Akhirnya, distrik besar di Amerika tersebut mengumumkan model dasi ini sebagai aksesori wajib busana formal. Bucklealias clip bolo tie semakin berkembang seiring perkembangan zaman. Kini, bentuknya tidak hanya bulat atau lonjong. Ada juga yang berbentuk kuda, topi, bahkan kaktus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar