Andra Alodita dan Evelyn Pritt merupakan dua fotografer wanita yang
kerap diminta untuk mengerjakan proyek fashion. Keduanya kini berbagi
cerita kesulitan menjadi fotografer di dunia mode.
Evelyn dan
Andra sama-sama sepakat ada banyak hal yang bisa jadi kesulitan ketika
menjadi fotografer fashion. Hal itu karena foto fashion melibatkan
banyak tim.
"Fashion kan kayak tim ya. Modelnya, make-up artist,
rambutnya. Kadang fotonya sudah bagus, ekspresi model nggak dapat atau
posturnya aneh, nggak bagus juga. Kadang ada model yang nggak enak aja
gitu, kayak kaku, nggak luwes. Kelihatannya difoto juga nggak enak,
kayak pose jadinya. Kalau memang inginnya pose nggak apa-apa, tapi kalau
fashion biasanya kan inginnya kelihatan luwes," urai Evelyn.
Bukan
hanya model saja yang bisa menentukan bagus atau tidaknya foto
tersebut. Andra menambahkan uraian Evelyn di atas. Menurutnya ketika
memotret untuk mode, fotografer harus bisa menceritakan lewat visual apa
yang ingin disampaikan desainer atau brand melalui busana mereka.
"Model
itu berpose seperti itu kenapa, make-up seperti itu dipilih karena apa,
dan lokasinya kenapa dipilih di tempat itu. Jadi ada banyak hal dan itu
harus belajar satu-satu secara pelan-pelan. Harus banyak baca buku,
banyak lihat majalah, banyak-banyakin referensi, belajar dari practice
makes perfect," jelas Andra yang pernah memotret untuk fashion show
Biyan dan Priyo Oktaviano itu.
Ketika menjadi fotografer fashion
yang kerap dan harus dihadapi oleh Andra dan Evelyn adalah menghadapi
para model baik yang baru ataupun lama dengan segala perilakunya. Untuk
Evelyn, karena dia tidak terlalu bisa memberi arahan biasanya
membebaskan model tersebut untuk bergaya.
"Nanti tinggal dari
foto yang dipilih saja. Kita pilih yang sesuai kita mau. Sekarang sudah
tahu maunya kayak gimana, modelnya melenceng dikit, tinggal dikasih tahu
melencengnya di mana," ujar wanita yang pernah memenangkan penghargaan
di International Photography Awards pada 2010 dan 2011 itu.
Sedangkan
Andra, menurutnya model yang sulit diatur atau kaku kemungkinan karena
dia merasa tidak nyaman. Ketika hal itu terhadi, sang fotografer harus
pandai-pandai mengarahkan.
"Harus buat modelnya dan tim yang ada
dalam sebuah photo shoot menjadi nyaman. Jadi semua kerjanya enak. Jadi
modelnya juga nggak kayak ngerasa kok gue kayak disuruh-suruh ya. Jadi
nyaman-nyaman saja," tutur fotografer 25 tahun itu.
Sumber: wolipop.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar