KOMPAS.com — Kebanyakan dari kita pasti merasa tidak nyaman ketika berkeringat. Keringat yang bercucuran akan membuat bagian ketiak dan punggung basah (yang tidak sedap dipandang), berbau, dan merusak riasan wajah. Tetapi, banyak pula orang yang sengaja mencari keringat dengan berolahraga dan justru merasa segar sesudahnya (apalagi si dia bilang Anda makin seksi ketika berkeringat).
Ketika tubuh kita memanas—entah karena suhu udara, olahraga, stres, atau merasakan embusan napas si dia di leher Anda—otak akan mengirimkan pesan bahwa sistem tubuh Anda menjadi terlalu panas. Pesan ini dikirimkan ke saraf-saraf yang mengatur lebih dari 2 juta kelenjar keringat yang terletak di bawah kulit. Saat itulah kelenjar keringat mengirimkan kelembapan melalui saluran keringat ke permukaan kulit. Penguapan dari kulit ini lalu akan mendinginkan tubuh.
"Hypothalamus (bagian penting dari substansi otak) Anda adalah alat pengatur panas. Jika temperatur utama tubuh naik, ia mengirimkan pesan untuk mulai berkeringat," ujar Lawrence Gibson, MD, ahli dermatologi di Mayo Clinic. "Ketika temperatur menurun, ia akan menghentikan keringatnya lagi."
"Hypothalamus (bagian penting dari substansi otak) Anda adalah alat pengatur panas. Jika temperatur utama tubuh naik, ia mengirimkan pesan untuk mulai berkeringat," ujar Lawrence Gibson, MD, ahli dermatologi di Mayo Clinic. "Ketika temperatur menurun, ia akan menghentikan keringatnya lagi."
Manfaat keringat
Keringat terdiri atas air, garam, dan elektrolit sehingga sebenarnya tidak berbau (hanya asin!). Yang membuat keringat berbau adalah campuran antara keringat itu sendiri dengan substansi tubuh yang lain. Tubuh kita kan punya dua jenis kelenjar keringat: eccrine yang mengatur suhu tubuh dan apocrine yang melepaskan feromon, senyawa kimia yang menyebabkan aroma alami tubuh kita. Kelenjar apocrine, yang biasanya ditemukan di ketiak dan selangkangan menghasilkan campuran kental yang juga mengandung protein dan lemak. Nah, bau badan terjadi ketika keringat bercampur dengan bakteri pada kulit kita.
Keringat terdiri atas air, garam, dan elektrolit sehingga sebenarnya tidak berbau (hanya asin!). Yang membuat keringat berbau adalah campuran antara keringat itu sendiri dengan substansi tubuh yang lain. Tubuh kita kan punya dua jenis kelenjar keringat: eccrine yang mengatur suhu tubuh dan apocrine yang melepaskan feromon, senyawa kimia yang menyebabkan aroma alami tubuh kita. Kelenjar apocrine, yang biasanya ditemukan di ketiak dan selangkangan menghasilkan campuran kental yang juga mengandung protein dan lemak. Nah, bau badan terjadi ketika keringat bercampur dengan bakteri pada kulit kita.
Selain berfungsi untuk mendinginkan, keringat juga menunjukkan sinyal penting bahwa tubuh berfungsi normal dan sehat. "Jika Anda melakukan aktivitas yang intens dan berhenti berkeringat, itu tanda Anda mengalami dehidrasi," kata Dr Gibson.
Berkeringat juga menjadi tolok ukur kapan kita kepanasan atau perlu mengisi lagi cairan ke tubuh kita. Dengan berkeringat, kita justru jadi tahu harus segera minum agar tidak dehidrasi. Manfaat keringat lainnya, menurut Christine Raffa, pemilik Raffa Power Yoga di Rhode Island, membersihkan kulit sambil melepaskan racun-racun dan membuat tubuh jadi lembap kembali.
Namun, meskipun kita perlu berkeringat, tentu akan mengganggu bila keringat tersebut menimbulkan bau. Itu sebabnya kita menggunakan deodoran (untuk menyamarkan bau), antiperspirant (untuk memperlambat aliran keringat), atau kombinasi keduanya.
Ketika mendengar rumor tentang bahaya antiperspirant (yang konon menyebabkan kanker), Anda mungkin menggunakan cara lain, seperti mengeringkan ketiak dengan hairdryer setelah mandi atau menggunakan produk-produk yang dibuat dari bahan-bahan alami.
"Tidak ada yang bilang bahwa penggunaan antiperspirant itu berbahaya," kata Marisa Weiss, MD, dokter kandungan dan kebidanan serta spesialis onkologi yang juga presiden breastcancer.org.
Namun, meskipun kita perlu berkeringat, tentu akan mengganggu bila keringat tersebut menimbulkan bau. Itu sebabnya kita menggunakan deodoran (untuk menyamarkan bau), antiperspirant (untuk memperlambat aliran keringat), atau kombinasi keduanya.
Ketika mendengar rumor tentang bahaya antiperspirant (yang konon menyebabkan kanker), Anda mungkin menggunakan cara lain, seperti mengeringkan ketiak dengan hairdryer setelah mandi atau menggunakan produk-produk yang dibuat dari bahan-bahan alami.
"Tidak ada yang bilang bahwa penggunaan antiperspirant itu berbahaya," kata Marisa Weiss, MD, dokter kandungan dan kebidanan serta spesialis onkologi yang juga presiden breastcancer.org.
Kebanyakan antiperspirant, menurut dia, tidak terserap dan jumlahnya mungkin tidak mampu mencapai kelenjar getah bening di dekat ketiak. Kalaupun bisa, pengeringan kelenjar getah bening mengalir ke seluruh tubuh, bukan ke arah payudara.